disinilah kang edhu berfose di mayanya dunia

Archive for the ‘PENDIDIKAN’ Category

MENGEMBANGKAN SIKAP KREATIF DALAM BERWIRAUSAHA

MENGEMBANGKAN SIKAP KREATIF

DALAM BERWIRAUSAHA

Paper Ini Dibuat  Guna Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Dalam Pendidikan

 

Dosen Pengampu : Drs.Rubino R,M.Pd

 

Disusun oleh

Edy Heru Prasetyo

A410070042

 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2010

Istilah Kewiraswastaan atau entrepreneurship kini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Pemerintahpun juga telah menggalakkan upaya-upaya untuk mengembangkan kewirausahaan masyarakat. Semakin susahnya mencari pekerjaan juga menjadi salah satu factor dari masyarakat untuk berwirausaha. suatu rintisan usaha mandiri harus dilakukan agar tidak bergantung dengan Negara. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah usaha apa yang akan kita rintis?. Semakin lama kita berpikir tentang usaha baru, maka kita akan semakin tertinggal dengan orang lain yang mampu mendahului kita. Sehingga suatu sikap dan ide kreatif sangat kita butuhkan dan di kembangkan serta wajib dimiliki oleh calon-calon wirausahawan. untuk mengembangkan daya kreatifitas seseorang,  selain itu di dunia usaha kreatifitas sering di gunakan untuk memecahkan masalah sehari hari. Maka dibutuhkan kesempatan untuk menilai perilaku kreatifitas sendiri agar dapat mulai mempraktekkan pemikiran yang kreatif.

Kreatifitas adalah sebuah bidang lain dimana dalam kebanyakan kasus, seseorang memiliki lebih banyak peluang untuk menggunakan bakat kreatif mereka dibandingkan dengan pegawai yang digaji. Pegawai yang digaji sering kali tidak diharuskan untuk berpikir kreatif dan bahkan ketika mereka memiliki ide baru, mereka sering kali didiamkan oleh yang lain. Karena wirausahawan memiliki tanggung jawab yang begitu luasnya, kreatifitas dapat menjadi sangat berguna dalam pengembangan ide-ide untuk memecahkan berbagai macam permasalahan. Selain itu sebagai seorang pimpina wirausahawan, juga memiliki kebebasan yang lebih besar untuk mengimplementasikan ide-ide. Setiap orang dapat mengembangkan  ide-ide dan potensi kreatifitas melalui pembelajaran dan praktek.

Maskun Hartanto berpendapat bahwa ada tiga teknik yang dapat digunakan dalam mengembangkan kreatifitas, antara lain:

  1. Peningkatan kesadaran
  2. Tukar pendapat, dan
  3. Mengubah ide-ide yang ada.

Peningkatan kesadaran berarti belajar untuk mengembangkan hal-hal yang biasanya tidak kita hiraukan, sehingga kita dapat membuka pikiran kita terhadap cara-cara berpikir yang baru. Tukar pendapat adalah suatu teknik dimana orang-orang dapat menghasilkan ide-ide baru, dan kita dapat mengkolaborasikan ide-ide lama dengan ide-ide baru yang kita dapat mengubah ide-ide kita untuk mengembangkan dan meningkatkan suatu usaha. Orang-orang yang sadar dan cukup percaya diri, akan memiliki lebih sedikit penghalang dan dapat begitu saja membiarkan sifat kreatif mereka berjalan.

Selain itu, situs Internet Creativity Web, yang disunting oleh Linda Schiffer, menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kreatifitas, yaitu:

  1. Mempelajari tentang teknik-teknik berpikir kreatif dan mempraktekkannya dari buku-buku.
  2. Menghadiri kursus tentang berpikir kreatif dan mempraktekkan ide-ide.
  3. Menyimpan sebuah buku catatan harian dan mencatat pemikiran-pemikiran, ide-ide, sketsa-sketsa dll.
  4. Tinjau ulang buku catatan harian secara regular dan lihat ide-ide apa yang dapat dikembangkan.
  5. Memanjakan diri dalam kegiatan-kegiatan bersantai dan olah raga untuk mengistirahatkan pikiran dan memberikan waktu bagi alam bawah sadar untuk mencerna informasi.
  6.  Mengembangkan minat yang beragam untuk hal-hal yang berbeda, lebih baik apabila hal tersebut jauh dari lingkungan kerja.
  7.  Jangan bekerja terlalu keras; dibutuhkan waktu untuk berada jauh dari sebuah masalah setelah periode-periode fokus yang intens agar dapat kreatif.

Demikian salah satu dari sekian banyak langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk memulai suatu uasaha baru atau mengembangkan usaha yang lama.

 

 

 

Taut

MANAJEMEN KEUANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN

Pokok Bahasan

 

  1. Pengertian : Seni mengelola financial secara tepat dan dengan menggunakan informasi akuntansi untuk membantu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuannya.
  2. Rencana anggaran belanja dan pendapatan koperasi, Permodalan, Peminjaman, Auditing, Laporan Keuangan dll.

 

  1. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi ( RAPBK )

 

Fungsi RAPBK

  1. Pedoman Kerja
  2. Alat Pengkoordinasian Kerja
  3. Alat Pengawasan

 

Factor yang mempengaruhi Penyusunan RAPBK

 

Faktor Intern

  1. Penjualan tahun lalu
  2. Kebijakan usaha koperasi yang berhubungan harga jual
  3. Kapasitas produksi dan tenaga kerja
  4. Kebijakan perusahaan

 

Faktor Ekstern

  1. Tingkat Persaingan
  2. Tingkat pertumbuhan / jumlah mahasiswa
  3. Kondisi masyarakat dilingkungan kampus

 

Komponen RAPBK

  1. Perkiraan Anggaran
  2. Variabel Budget
  3. Analsisi statistic Pembantu
  4. Laporan anggaran

Permodalan

 

Modal dalam arti sempit = Dana

  1. Sumber dana
  2. Kebutuhan dan  penggunaan dana
  3. Cara mendapatkan dana

 

Modal terdiri dari

  1. Modal Sendiri ( Intern ) : Pemiliknya
  2. Modal dari Luar ( ekstern )

 

Modal Ekstern

  1. Modal Penyertaan
  2. Modal Sumbangan

 

 

FUNGSI LAPORAN KEUANGAN

 

Mengetahui prestasi keuangan koperasi dalazm periode tertentu.

Mengetahui jumlah SHU, Jumlah harta

 

Komponen Laporan Keuangan

  1. neraca
  2. Perhitungan Hasil Usaha
  3. Laporan Arus Kas

 

  1. Neraca

 

Aktiva                                                                                                                         Passiva

 

 

Kas

Piutang

Perlengkapan

Persediaan

Peralatan

Bangunan

Tanah

Investasi jangka pendek / panjang

 

 

 

Beberapa Kesalahan dalam PERHITUNGAN Bulan Ramadhan

Selasa, 03 Oktober 2006 – 02:31:23,

Penulis : Al-Ustadz Qomar ZA, Lc. Kategori :

Beberapa Kesalahan dalam PERHITUNGAN

Bulan Ramadhan



Islam, dalam banyak ayat dan hadits, senantiasa mengumandangkan pentingnya ilmu sebagai landasan berucap dan beramal. Maka bisa dibayangkan, amal tanpa ilmu hanya akan berbuah penyimpangan. Kajian berikut berupaya menguraikan beberapa kesalahan berkait amalan di bulan Ramadhan. Kesalahan yang dipaparkan di sini memang cukup ‘fatal’. Jika didiamkan terlebih ditumbuhsuburkan, sangat mungkin akan mencabik-cabik kemurnian Islam, lebih-lebih jika itu kemudian disirami semangat fanatisme golongan.

Penggunaan Hisab Dalam Menentukan Awal Hijriyyah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan bimbingan dalam menentukan awal bulan Hijriyyah dalam hadits-haditsnya, di antaranya:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ رَمَضَانَ فَقَالَ: لاَ تَصُوْمُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلاَلَ وَلاَ تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

“Dari Ibnu ‘Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan Ramadhan, maka beliau mengatakan: ‘Janganlah kalian berpuasa sehingga kalian melihat hilal dan janganlah kalian berbuka (berhenti puasa dengan masuknya syawwal, -pent.) sehingga kalian melihatnya. Bila kalian tertutup oleh awan maka hitunglah’.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan hadits yang semacam ini cukup banyak, baik dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim maupun yang lain.
Kata-kata فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ (Bila kalian tertutup oleh awan maka hitunglah) menurut mayoritas ulama bermadzhab Hanbali, ini dimaksudkan untuk membedakan antara kondisi cerah dengan berawan. Sehingga didasarkannya hukum pada penglihatan hilal adalah ketika cuaca cerah, adapun mendung maka memiliki hukum yang lain.
Menurut jumhur (mayoritas) ulama, artinya: “Lihatlah awal bulan dan genapkanlah menjadi 30 (hari).”
Adapun yang menguatkan penafsiran semacam ini adalah riwayat lain yang menegaskan apa yang sesungguhnya dimaksud. Yaitu sabda Nabi yang telah lalu (maka sempurnakan jumlah menjadi 30) dan riwayat yang semakna. Yang paling utama untuk menafsirkan hadits adalah dengan hadits juga. Bahkan Ad-Daruquthni meriwayatkan (hadits) serta menshahihkannya, juga Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya dari hadits Aisyah:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَفَّظُ مِنْ شَعْبَانَ مَا لاَ يَتَحَفَّظُ مِنْ غَيْرِهِ ثُمَّ يَصُوْمُ لِرُؤْيَةِ رَمَضَانَ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْهِ عَدَّ ثَلاَثِيْنَ يَوْمًا ثُمَّ صَامَ

“Dahulu Rasulullah sangat menjaga Sya’ban, tidak sebagaimana pada bulan lainnya. Kemudian beliau puasa karena ru`yah bulan Ramadhan. Jika tertutup awan, beliau menghitung (menggenapkan) 30 hari untuk selanjutnya berpuasa.” (Dinukil dari Fathul Bari karya Ibnu Hajar)
Oleh karenanya, penggunaan hisab bertentangan dengan Sunnah Nabi dan bertolak belakang dengan kemudahan yang diberikan oleh Islam.

أَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ

“Maukah kalian mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” (Al-Baqarah: 61)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِيْنُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ia berkata: ‘Sesungguhnya agama ini adalah mudah. Dan tidak seorangpun memberat-beratkan dalam agama ini kecuali ia yang akan terkalahkan olehnya. Maka berusahalah untuk benar, mendekatlah, gembiralah dan gunakanlah pagi dan petang serta sedikit dari waktu malam’.” (Shahih, HR. Al-Bukhari, Kitabul Iman Bab Ad-Dinu Yusrun)
Sebuah pertanyaan diajukan kepada Al-Lajnah Ad-Da`imah atau Dewan Fatwa dan Riset Ilmiah Saudi Arabia:
Apakah boleh bagi seorang muslim untuk mendasarkan penentuan awal dan akhir puasa pada hisab ilmu falak, ataukah harus dengan ru`yah (melihat) hilal?
Jawab: …Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membebani kita dalam menentukan awal bulan Qomariyah dengan sesuatu yang hanya diketahui segelintir orang, yaitu ilmu perbintangan atau hisab falak. Padahal nash-nash Al-Kitab dan As-Sunnah yang ada telah menjelaskan, yaitu menjadikan ru`yah hilal dan menyaksikannya sebagai tanda awal puasa kaum muslimin di bulan Ramadhan dan berbuka dengan melihat hilal Syawwal. Demikian juga dalam menetapkan Iedul Adha dan hari Arafah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“…Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan bulan hendaknya berpuasa.” (Al-Baqarah: 185)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ اْلأَهِلَّةِ قٌلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

“Mereka bertanya tentang hilal-hilal. Katakanlah, itu adalah waktu-waktu untuk manusia dan untuk haji.” (Al-Baqarah: 189)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتُمُوْهُ فَصُوْمُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُ فَأَفْطِرُوا، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلاَثِيْنَ

“Jika kalian melihatnya, maka puasalah kalian. Jika kalian melihatnya maka berbukalah kalian. Namun jika kalian terhalangi awan, sempurnakanlah menjadi 30.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan tetapnya (awal) puasa dengan melihat hilal bulan Ramadhan dan berbuka (mengakihiri Ramadhan) dengan melihat hilal Syawwal. Sama sekali Nabi tidak mengaitkannya dengan hisab bintang-bintang dan orbitnya (termasuk rembulan, -pent.). Yang demikian ini diamalkan sejak zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para Khulafa` Ar-Rasyidin, empat imam, dan tiga kurun yang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam persaksikan keutamaan dan kebaikannya.
Oleh karena itu, menetapkan bulan-bulan Qomariyyah dengan merujuk ilmu bintang dalam memulai awal dan akhir ibadah tanpa ru`yah adalah bid’ah, yang tidak mengandung kebaikan serta tidak ada landasannya dalam syariat….” (Fatwa ini ditandatangani oleh Asy-Syaikh Abdurrazzaq Afifi, Asy-Syaikh Abdullah bin Mani’, dan Asy-Syaikh Abdullah bin Ghudayyan. Lihat Fatawa Ramadhan, 1/61)
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berkata: “Tentang hisab, tidak boleh beramal dengannya dan bersandar padanya.” (Fatawa Ramadhan, 1/62)
Tanya: Sebagian kaum muslimin di sejumlah negara, sengaja berpuasa tanpa menyandarkan pada ru`yah hilal dan merasa cukup dengan kalender. Apa hukumnya?
Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz menjawab: “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk (mereka berpuasa karena melihat hilal dan berbuka karena melihat hilal maka jika mereka tertutup olah awan hendaknya menyempurnakan jumlahnya menjadi 30) -Muttafaqun alaihi-
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
“Kami adalah umat yang ummi, tidak menulis dan tidak menghitung. Bulan itu adalah demikian, demikian, dan demikian.” –beliau menggenggam ibu jarinya pada ketiga kalinya dan mengatakan–: “Bulan itu begini, begini, dan begini –serta mengisyaratkan dengan seluruh jemarinya–.”
Beliau maksudkan dengan itu bahwa bulan itu bisa 29 atau 30 (hari). Dan telah disebutkan pula dalam Shahih Al-Bukhari dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
“Puasalah kalian karena melihatnya dan berbukalah karena melihatnya. Jika kalian tertutupi awan hendaknya menyempurnakan Sya’ban menjadi 30 (hari).”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda (yang artinya):
“Jangan kalian berpuasa sehingga melihat hilal atau menyempurnakan jumlah. Dan jangan kalian berbuka sehingga melihat hilal atau menyempurnakan jumlah.”
Masih banyak hadits-hadits dalam bab ini. Semuanya menunjukkan wajibnya beramal dengan ru`yah, atau menggenapkannya jika tidak memungkinkan ru`yah. Ini sekaligus menjelaskan tidak bolehnya bertumpu pada hisab dalam masalah tersebut.
Ibnu Taimiyyah1 telah menyebutkan ijma’ para ulama tentang larangan bersandar pada hisab dalam menentukan hilal-hilal. Dan inilah yang benar, tidak diragukan lagi. Allah Subhanahu wa Ta’ala-lah yang memberi taufiq. (Fatawa Shiyam, hal. 5-6)
Pembahasan lebih rinci tentang hisab bisa dilihat kembali dalam Asy-Syariah edisi khusus Ramadhan tahun 2004.

Imsak sebelum Waktunya
Imsak artinya menahan. Yang dimaksud di sini adalah berhenti dari makan dan minum dan segala pembatal saat sahur. Kapankah sebetulnya disyariatkan berhenti, ketika adzan tanda masuknya subuh atau sebelumnya, yakni adzan pertama sebelum masuknya subuh? Karena dalam banyak hadits menunjukkan bahwa subuh memiliki dua adzan, beberapa saat sebelum masuk dan setelahnya.
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu mengatakan: “Masalah ini, di mana banyak orang (meyakini) bahwa makan di malam hari pada saat puasa diharamkan sejak adzan pertama2 (yakni sebelum masuknya waktu subuh), yang adzan ini mereka sebut dengan adzan imsak, tidak ada dasarnya dalam Al-Qur`an, As-Sunnah dan dalam satu madzhabpun dari madzhab para imam yang empat. Mereka semua justru sepakat bahwa adzan untuk imsak (menahan dari pembatal puasa) adalah adzan yang kedua yakni adzan yang dengannya masuk waktu subuh. Dengan adzan inilah diharamkan makan dan minum serta melakukan segala hal yang membatalkan puasa. Adapun adzan pertama yang kemudian disebut adzan imsak, pengistilahan semacam ini bertentangan dengan dalil Al-Qur`an dan Hadits. Adapun Al-Qur`an, maka Rabb kita berfirman –dan kalian telah dengar ayat tersebut berulang-ulang–…

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مَنَ الْفَجْرِ

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (Al-Baqarah: 187)
Ini merupakan nash yang tegas di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala membolehkan bagi orang-orang yang berpuasa yang bangun di malam hari untuk melakukan sahur. Artinya, Rabb kita membolehkan untuk makan dan mengakhirkannya hingga ada adzan yang secara syar’i dijadikan pijakan untuk bersiap-siap karena masuk waktu fajar shadiq (yakni masuknya waktu subuh, -pent.). Demikian Rabb kita menerangkan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan makna ayat yang jelas ini dengan hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim bahwa Nabi mengatakan:

لاَ يَغُرَّنَّكُمْ أَذَانُ بِلاَلٍ فَإِنَّمَا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ

“Janganlah kalian terkecoh oleh adzan Bilal, karena Bilal adzan di waktu malam.”3
Dalam hadits yang lain selain riwayat Al-Bukhari dan Muslim:

لاَ يَغُرَّنَّكُمْ أَذَانُ بِلاَلٍ فَإِنَّمَا يُؤَذِّنُ لِيَقُوْمَ النَّائِمُ وَيَتَسَحَّرُ الْمَتَسَحِّرُ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُوْمٍ

“Janganlah kalian terkecoh oleh adzan Bilal, karena Bilal adzan untuk membangunkan yang tidur dan untuk menunaikan sahur bagi yang sahur. Maka makan dan minumlah kalian hingga Ibnu Ummi Maktum melantunkan adzan4….” (Fatawa Asy-Syaikh Al-Albani, hal. 344-345)
Ibnu Hajar (salah satu ulama besar madzhab Syafi’i) dalam Fathul Bari syarah Shahih Al-Bukhari (4/199) juga mengingkari perbuatan semacam ini. Bahkan beliau menganggapnya termasuk bid’ah yang mungkar.
Oleh karenanya, wahai kaum muslimin, mari kita bersihkan amalan kita, selaraskan dengan ajaran Nabi kita, kapan lagi kita memulainya (jika tidak sekarang)? (Lihat pula Mu’jamul Bida’ hal. 57)
Di sisi lain, adapula yang melakukan sahur di tengah malam. Ini juga tidak sesuai dengan Sunnah Nabi, sekaligus bertentangan dengan maksud dari sahur itu sendiri yaitu untuk membantu orang yang berpuasa dalam menunaikannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بَكِّرُوا بِاْلإِفْطَارِ، وَأَخِّرُوا السَّحُوْرَ

“Segeralah berbuka dan akhirkan sahur.” (Shahih, lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1773)

عَنْ أَبِي عَطِيَّةَ قَالَ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ: فِيْنَا رَجُلاَنِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَحَدُهُمَا يُعَجِّلُ اْلإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ السُّحُوْرَ، وَاْلآخَرُ يُؤَخِّرُ اْلإِفْطَارَ وَيُعَجِّلُ السُّحُوْرَ. قَالَتْ: أَيُّهُمَا الَّذِي يُعَجِّلُ اْلإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ السُّحُوْرَ؟ قُلْتُ: عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْعُوْدٍ. قَالَتْ: هَكَذَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ

Dari Abu ‘Athiyyah ia mengatakan: Aku katakan kepada ‘Aisyah: Ada dua orang di antara kami, salah satunya menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, sedangkan yang lain menunda berbuka dan mempercepat sahur. ‘Aisyah mengatakan: “Siapa yang menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur?” Aku menjawab: “Abdullah bin Mas’ud.” ‘Aisyah lalu mengatakan: “Demikianlah dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya.” (HR. At-Tirmidzi, Kitabush Shiyam Bab Ma Ja`a fi Ta’jilil Ifthar, 3/82, no. 702. Beliau menyatakan: “Hadits hasan shahih.”)
At-Tirmidzi mengatakan: Hadits Zaid bin Tsabit (tentang mengakhirkan sahur, -pent.) derajatnya hasan shahih. Asy-Syafi’i, Ahmad, dan Ishaq berpendapat dengannya. Mereka menyunnahkan untuk mengakhirkan sahur.” (Bab Ma Ja`a fi Ta`khiri Sahur)
Di antara kesalahan yang lain adalah:
Mengakhirkan adzan Maghrib dengan alasanq kehati-hatian/ihtiyath (Mu’jamul Bida’, hal. 268)
Membunyikan meriam untuk memberitahukan masuknyaq waktu shalat, sahur, atau berbuka. Al-Imam Asy-Syathibi menganggapnya bid’ah. (Al-I’tisham, 2/103; Mu’jamul Bida’, hal. 268)
Bersedekah atas nama roh dari orang yang telahq meninggal pada bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan. (Ahkamul Jana`iz, hal. 257, Mu’jamul Bida’, hal. 269)
Dan masih banyak lagi kesalahan lain, yang Insya Allah akan dibahas pada kesempatan yang lain.
Wallahu a’lam bish-shawab.

1 Lihat pula Majmu’ Fatawa (25/179)
2 Bila di masyarakat kita tandanya adalah dengan selain adzan, seperti sirine, petasan, atau yang lain yang tidak ada dasar syar’inya sama sekali.
3 Yakni sebelum masuk waktu subuh.
4 Karena Ibnu Ummi Maktum adzan setelah masuk waktu subuh.

Arti Pentingnya PPL Bagi Mahasiswa dan Tujuan PPL bagi Mahasiswa

A. Arti Pentingnya PPL Bagi Mahasiswa

Program pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilaksanaan oleh mahasiswa FKIP ( Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) UMS semester VII untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Mencakup latihan mengajar secara terbimbing, terpadu, maupun tugas – tugas keguruan dan kependidikan lain untuk memenuhi persyaratan profesi kependidikan.

Program pegalaman lapangan yang dilaksanakan mahasiswa di sekolah sebenarnya bukan kegiatan pengabdian pada sekolah yang bersangkutan, tapi PPL adalah kegiatan kependidikan untuk meningkatkan dan memperdalam ketrampilan mahasiswa yang terkait dengan praktik mengajar dan praktik persekolahan. Dengan demikian kegiatan PPL harus lebih menekankan ketrampilan mahasiswa dalam bidang keguruan, baik itu kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan manajemen sekolah lainnya.

Dalam proses Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bekerja sama dengan sekolah – sekolah menengah di Surakarta yang sebagian besar masih bernaung di bawah institusi muhammadiyah. Demikian juga sekolah tempat pelaksanan PPL penulis laporan ini, yaitu di SMK Muhammadiyah 3 Surakarta.

Dalam pelaksanaannya mahsiswa dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dari UMS, Koordinator PPL dan Guru Pamong yang telah ditunjuk oleh Kepala Sekolah dengan dasar kesesuaian mata pelajaran dan pengalaman mengajar. Sehingga diharapkan melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Muhammadiyah 3 Surakarta mampu membentuk sepuluh kompetensi yang dipersyaratkan untuk menjadi guru yang professional.

B. Tujuan PPL bagi Mahasiswa

1.   Tujuan dari kegiatan PPL adalah sebagai berikut :

a.   Membentuk profesionalitas guru atau tenaga kependidikan, baik yang berkenaan dengan latihan mengajar di kelas, pengelolhan administrasi sekolah maupun dalam memecahkan persoalan sekolah.

b.   Memenuhi syarat target kurikulum

Untuk merealisasikan tujuan tersebut setiap aktivitas PPL harus mengacu pada terbentuknya tenaga kependidikan yang formal.

2.   Sasaran

Secara garis besar landasan dari kegiatan PPL adalah sepuluh kompetensi guru, namun dalam rangka pengembangan, maka orientasi kerja PPL diarahkan pada prinsip fungsional artinya peserta harus memenuhi target dalam pencapaian volume kerja seperti yang telah ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan.

Dalam hal ini sasaran dimaksudkan sebagai program pengalaman lapangan pribadi calon pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap serta pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesi tenaga kependidikan serta mampu dan tepat menggunakannya dalam penyelengaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

WAWANCARA KEWIRAUSAHAAN

“ Wawancara dengan Seorang Juragan Ikalan Gedebog yang Digunakan sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kursi Anyam”

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman membuat semua yang ada di dunia ini menjadi serba baru dan canggih. Apalagi dengan di bukanya pasar globalisasi yang mengharuskan setiap orang untuk ikut aktif dalam perkembangnnya agar tidak fakum dan mengikuti perkembangannya. Segi ekonomi merupakan bidang yang sangat berpengaruh terhadap arus globalisasi. Indonesia merupakan salah satu Negara yang menggerakkan entrepreneur sebagai salah satu usaha untuk menghadapi laju arus globalisasi, dengan berwira usaha diharapkan masyarakat mampu bersaing di pasar dunia. Berbagai dana talangan untuk membantu dan merealisasikan ide-ide masyarakat untuk berwirausahapun mulai di luncurkan. Melalui adanya dana-dana talangan ini masyarakat akan mampu membuat suatu industry kecil yang dapat menghidupi diri sendiri dan keluarga ataupun bisa menarik tenaga kerja dan  tidak lagi bergantung pada Negara.

Beberapa tahun terakhir ini para wirausahawan telah banyak bermunculan, dan penghasilan yang didapatpun sangat menggiurkan, bahkan masyarakat yang telah mempunyai penghasilan tetap seperti pensiunan atau PNS pun mulai tertarik untuk bergelut dalam bidang ini. Tanpa ragu-ragu penghasilan dari para wirausahawan bisa mencapai puluhan juta bahkan milyaran. Melihat sangat potensialnya bidang ini dalam kesejahteraan masyarakat pemerintah mulai serius dalam menanggapinya beberapa tahun terakir melalui menteri koperasi dan UKM atau program lain dari itu siap membantu kkepada masyarakan yang benar-benar ingin berwirausaha, dan yang telah terealisasi contohnya dana PMPN mandiri, dana yang dikeluarkan sebagai modal untuk mengawali atau merintis usaha-usaha masyaraka yang inovativ dan mampu bersaing.

 

HASIL WAWANCARA

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mencoba untuk mmengetahui kegigihan keuletan dan kemandirian para wirausahawan yang dapat dibilang sukses dalam berwirausaha dan harapannya dapat ditularkan, dicontoh dan menjadi pembimbing bagi penulis. Melalui wawancara penulis mencoba mengetahui seluk beluk usaha dan hambatan-hambatannya. Disini penulis mewawancarai seorang juragan tali gedebok (gedebok pisang yang telah di gulung-gulung sehingga manjadi tali yang panjang)

Pak yunus itulah nama seorang juragan gedebog yang memang tidak asing lagi dikalang para pengrajin kursi di desa trangsan kecamatan gawok sukoharjo. Hampir semua penduduk yang tinggal didesa trangsan mempunyai usaha kecil yaitu membuat kursi anyaman atau property lainnya yang dibuat dengan cara dianyam. Rotan dan gedebog adalah bahan baku uatama dalam pembuatan kerajinan ini. Beberapa jenis anyaman yang telah di buat antara lain kursi, meja, lamari, tempat sandal, helm, dll. Dahulu bahan baku kerajinan kursi anyam adalah rotan dan untuk mendapatkannya perlu pesan ke daerah Kalimantan tetapi dengan berkembangnya zaman dan semakin banyaknya kursi anyam yang di buat, persediaan rotan pun mulai menipis bahkan sempat ada larangan untuk mengambil rotan dari hutan, begitulah cerita dari pak yunus. Selain rotan dan gedebog, bahan yang digunakan adalah kayu, keranggka kursi yang siap untuk di anyam oleh para pengrajin ini juga bukan buatan para pengrajin itu sendiri, melainkan pesanan dari wilayah Nogosari, salah satu daerah di kecamatan Boyolali sementara gedebog yang digunakan langsung mengambil dari pak yunus.

Tanpa disadari ternyata pak yunus dulunya merupakan mahasiswa D3 di fakultas pendidikan di salah satu perguruan tinggi terkemuka di negeri ini. Beliau juga sempat merasakan menjadi guru. Tetapi karena beliau merasa menjadi guru itu akan menambah beban Negara dan tidak bisa leluasa dalam bergerak. Dengan Keyakinan itulah yang membuat pak yunus untuk behenti mengajar dan memilih berwirausaha.

Sebelum menjadi juragan gedebog pak yunus sempat bekerja di salah satu pusat kerajinan property yang bahan salah satu bakunya juga dari gedebog, lagi-lagi karena merasa tidak nyaman akhirnya keluar darri kerajaannya dan setelah mendapatkan pengalaman dari tempat kerjanya tersebut pak yunus mencoba untuk membangun sendiri usahanya sebagai pemasok gedebog. Dan untuk mendapatkan kualitas gedebog yang baik, setiap seminggu sekali pak yunus harus keluar kota, yaitu ke bandung atau bojonegoro, kualitas degebog di pengaruhi oleh jenis pohon pisang jadi tidak semua jenis gedebog dapat dijadikan bahan baku pembuatan kursi. Pak yunus memilih keluar kota untuk mendapatkan gedebog karena pohon pisang yang ada di area solo dan sekitarnya siki kebanyakan menghasilkan dengan kualitas rendah dan sedang, Selain itu keberadaan pohon pisang juga masih tersebar, tidak ada daerah khusus yang mempunyai persediaan gedebog yang banyak,

Kata pak yunus Salah satu jenis pohon pisang yang mennghasilkan gedebog bagus adalah pisang raja, klutuk dan pisang kapok. Daerah bojonegoro dan bandung adalah tempat yang selalu dituju oleh pak yunus tiap hari jum’at, di daerah tersebutlah beliau memesan ikalan/ gedebog yang telah di buat menjadi tali panjang. Pak yunus pergi tiap hari jum’;at dan sampai di solo lagi pada hari minggu, selama dua hari disana ebiasaan pak yunus adalah menemui para petani pisang, untuk kulakan gedebog selainitu juga member masukan-masukan kepada para petani tengtang cara-cara pembuatan ikalan gedebog yang baik. Dan pada hari senin – kamis pak yunus ada di solo dan kebiasaan rutinnya adalah mendatangi satu persatu para pengrajin kursi untuk menagih uang dari hasil kredit gedebog kepadanya. Selain itu dengan mendatangi satu persatu, pak yunus bisa mengetahui dan mengontrol kualitas gedebog secara langsung.

Kedala yang muncul ketikan beliau mulai merintis usaha ini adalah banyaknya orang yang mengejek dan mengeluh akan kerjaannya sekarang, yang hanya mengumpulkan gedebog, apalagi jika gedebog adalah bekas dari pohon pisang yang telah dipanen, kelihatan seperti tukang rongsokan, bahkan lebih parah, begitu ungkapan rasa pak yunus. Tetapi beda dengan sekarang, banyak orang-orang yang mencarinya. Yang lebih membuatnya senang yaitu kursi-kursi kerajinan dari gedebog kini banyak dah banyak mdi incar oleh oaring-orang mancanegara.

Walaupun sesukses itu dalam menjalani usahanya tetap ada kendala-kendala yang terjadi, mulai yang datang dari alam atau karena ulah manuisia, kendala yang berasal dari alam adalah musim penghujan. Pada musim ini para petani susah untuk mengeringkan gedebog dan semakin lama kering maka p[ersediaan ikalan gedebog pun menurun, dan jika dipaksa dalam keadaan setengah kering maka akan mengurangi kualitas dari gedebog oitu sendiri, dan juga jika terlalu lama disimpan digudang maka adan tumbuh jamur, sementara kendala yang terjadi akibat ulah manusia yaitu para petani ingin cepat memperoleh keuntunngan yang banyak yaitu proses penggulungan gedebog terburu-buru dan tidak maksimal, selain itu juga karena gedebog masih dalam keadaan basah tetap di buat ikalan, dan cenderung tidak sabar.

Ditahap akhir pertemuan penulis dengan Pak Yunus, penulis mencoba bertanya tentang profit yang di peroleh tetapi sayanya beliau belum bisa berkomentar mengenai itu, dan hanya memberikan rincian harga jualnya yaitu untuk ikalan gedebog ukuran besar di jual Rp 3.500 / kg, ukuran sedang dijual dengan harga Rp. .4.500/kg dan ukuran kecil dijual dengan harga Rp 5000- Rp 7000 / kg. dalam satu kali memesan/memasok dari luar kota beliau membawa 0.5 – 1 kwintal gedebog siap pakai.

KESIMPULAN

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat member kesimpulan bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan itu memang di perluhkan pengorbanan, ketekunan, kegigihan dan untuk mencapai suatu kesuksesan itu memang di perluhkan pengorbanan, ketekunan, kegigihan dan kita harus memmbuat mitra kerja kita yakin dan pervcaya kepada kita, dari rintisan usaha Pak Yunus diawali dengan pengorbanan yang rela unytuk beralih profesi yang jelas-jelas sudah ada di depan mata yaitu berani meninggalkan pprofesinya sebagai seorang guru demi keinginan unuk berwirausahan. Dan setelah hengkang dari mengajar beliau beliau berusa dengan gigih untuk berwirausaha, dengan berbagai kendala-kendala yang ada, dan akhirnya beliau bisa sukses (di lihat dari sudut pandang penulis ).

Demikian hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis semoga  dengan adanya wawancara ini bener-benar bisa membangkitkan, mengembangkan dan memberi motivasi yang bermakna kepada penulis untuk bergelut dan ikut andil di dunia wirausaha, Trimakasih.

 

Hasil Wawancara  Dibuat  Guna Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Dalam Pendidikan

Dosen Pengampu : Drs.Rubino R,M.Pd

Disusun oleh

Edy Heru Prasetyo

A410070042

 

 

 

mengenang penalaran masa lalu

Bidang 2 (Penalaran) HMP matematika UMS

“Welcome New Student of Mathematics Department”…Ini kata pertama yang disampaikan dari temen-temen yang udah masuk duluan di FKIP Math. Dah kenalan dengan bidang 1 kan? Sekarang bidang 2 mau ngucapin sugeng rawuh buwat kalian calon bidang 2. Ini nih program kerja kita.

Ada beberapa program kerja yang mesti digarap dan dirampungin di bidang 2. Mau tau apa aja?

1. Pelatihan Sempoa

Bagi temen-temen yang belum bisa nggunain alat sempoa atau bahkan ada yang belum tau alat sempoa tu kaya apa?tenang ja…masak calon guru matematika tapi ga bisa sempoa. Apa kata dunia???Kalian mesti gabung dengan pelatihan kita. Dijamin ga bakal nyesel. Gabung ja yuk.

 

2. Pelatihan Internet

Tau facebook kan?ni nih hubungannya dengan internet. Mungkin banyak diantara kalian yang dah tau apa tu internet. Tapi banyak juga lho yang ga terbiasa dengan dunia internet. Nah dipelatihan internet ni kalian bisa belajar banyak hal. Yang udah mahir dan terbiasa dengan dunia internet juga bisa gabung. Mari kita telusuri dunia maya. Ga Luna Maya lho…

 

3. Pelatihan Karya Tulis Ilmiah

Dipelatihan ini nih kalian bakal dilatih gimana cara nulis yang bener. Ga hanya sembarang nulis lho. Kalian bakal diajari cara menulis karya ilmiah. Ni bisa buat bekal kalian nulis skripsi lho…(walaupun masih lama kale)..Tau PIMNAS kan?itu lho Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional. Ni ajang bergengsinya buat kita para mahasiswa lho. So, dipelatihan karya tulis ilmiah ni kalian bakal diajari buwat PKM biar bisa nembus ke PIMNAS. Ayo gabung…

 

4. Seminar dan Olympiade Matematika

Ini nih gawe paling gede di HMP Math. Acara paling penting karena ntar ngelibatin peserta dari luar lingkungan UMS. Kalian bakal ngadain olympiade buat anak-anak SMA. Dijamin seru dan tambah pengalaman deh. Buat kalian para mahasiswa juga bisa ikut seminarnya. Dijamin deh ntar pembicaranya TOP-nya dari pakar matematika. Tunggu tanggal mainnya…

 

5. Workshop Aritmatika

Jangan tegang ya liat program kerja kita yang seabrek. Masih ada lagi nih. Yupz, ini nih program kerja baru kita dan baru pertama kalinya mau diluncurin di HMP Math. Kalian wajib jadi peserta untuk pertama kalinya. “Workshop Aritmatika”. Di acara ini kalian bakal diajari cara ngitung yang cepat, mudah, dan dijamin kalian bakal ketagihan ngitung-ngitung. So, ditunggu partisipasinya…

Udah baca dan tau  semua program kerja bidang 2 kan? Kulo aturi sugeng rawuh wonten bidang 2…ahlan wa sahlan…

itulah tadi kenangan dansekaligus menjadi program kerja bidang 2  himounan mahasiswa progdi matematika th 2009 , dan semoga sekarang bisa lebih baik.

beasiswa

Setiap pelajar pasti sangat menginginkan untuk mendapatkan beasiswa, termasuk anak orang kaya pun juga ikut tertarik. Oleh karena itu para penyedia beasiswa harus pintar-pintar melakukan seleksi terhadap sekian banyak pelajara yang mengirimkan permohonan untuk mendapatkan beasiswa. Umumnya beasiswa diberikan kepada para pelajar yang terbagi menjadi dua golongan. Golongan pertama pelajar yang berasal dari keluarga tidak mampu dan mempunyai keinginan yang kuat untuk terus menuntut ilmu. Sedangkan golongan yang kedua adalah pelajar yang benar-benar mempunyai prestasi yang gemilang di tempat dia belajar.

Pelajar yang dari Keluarga tidak mampu berhak mendapatkan beasiswa karena mereaka benar-benar tidak memiliki uang untuk membayar biaya pendidikan yang sekarang ini trus menerus mengalami kenaikan.  Sehingga jika meraka tidak dapat membayar pendidikan dan tidak ada yang membantunya seperti pemberian beasiswa seperti ini maka bisa jadi pendidikan mereka akan terputus. Sementara bagi pelajar yang benar-benar pintar, mereka juga berhak mendapatkan biasiswa sebagai apresiasi akan prestasinya. Dia mau dan mampu bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu..

Lha sekarang yang menjadi pertanyaan, apakah system rekruitmen pelajar yang akan mendapatkan beasiswa itu memang benar-benar sudah pas?. Lalu bagaimana dengan pelajar yang ternyata dia berasal dari kluarga yang tidak mampu, dikelas dia termasuk pelajar  yang mempunyai pretasi akademik  bagus dan ditambah lagi dia termasuk aktivis pelajar, yang ikut aktif dikegiatan-kegiatan ekstra.

Sungguh ironis jika ada biasiswa masuk dalam suatu lembaga pendidikan, tetapi penyalurannya kepada pelajar tidak di seleksi dengan seadil-adil mungkin. Bahkan yang mendapat hanyalah pelajar yang kenal, dekat dan akrab dengan  mereka yang mengurusi penyaluran beasiswa. Terkadang info-info akan adanya beasiswa tidak disebarluaskan, dan hanya sembunyi-sebunyi, sehingga pelajar yang seharusnya mendapatkan beasiswa, mereka tidak mendapatkan apa-apa.

Berkenaan dengan artikel diatas, wahai para pembaca yang budiman. Bulan ini adala bulan terakhir di tahun 2010, dan bentar lagi aka nada tahun baru, maka secara otomatis beasiswa akan banyak yang bergulir lagi. Saya sebutkat yang ada di biasa ada di UMS, karena saya salah satu mahasiswanya, beasiswa itu antara lain beasiswa UMS, BKM, BANkJateng, PPA/BBM. Biasanya ini bergulir diawal tahun, oleh karena iti, mari kawan-kawan jika memang kalian berhak untuk mendapatkan beasiswa, mari cari info sebanyak-banyaknya, jangan sampai ketinggalan.

MENDIDIK MANUSIA WIRASWASTA LEWAT KELUARGA

MENDIDIK MANUSIA WIRASWASTA

LEWAT KELUARGA

Paper Ini Dibuat  Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Dalam Pendidikan

Dosen Pengampu : Drs.Rubino R,M.Pd

Disusun oleh

Edy Heru Prasetyo

A410070042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2010

PENDAHULUAN

Kewiraswastaan merupakan suatu hal yang sangat ingin dilakukan oleh sebagian orang. Profesi ini mulai banyak di gemari oleh orang-orang dari berbagi kalangan masyarakat. Hal ini sebagai batu loncatan atas kegagalan-kegagalan dalam mencari pekerjaan. Kewirausahaan merupakan suatu profesi mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain bahkan dikemudian hari ini bisa menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Dengan ketekunan dan ktreatifitas yang dimiliki oleh seorang wirausahawan, akan mampu mendobrak persaingan globalisasi yang berkembang pesat. Untuk menjadi wirausahawan tidaklah semudah membalikkan telapak tangang, perlu adanya pendidikan, pelatihan, dan juga menenemkan jiwa wiraswasta dalam diri.

Banyak sekali pendidikan atau pelatihan tentang berwiraswasta, baik dalam pendidikan formal mapun nonformal. Pedidikan kewirausahaan dalam sekolah bertujuan untuk membekali jiwa wiraswasta bagi siswa, dan diharapkan setelah lulus nanti mampu mengeksporasi dan mengembangkan bakat kewirausahaan untuk mulai merintis suatu inovasi baru dalam bidang usaha dan bersaing dengan perkembangan arus globalisasi. Selain pendidikan wirausaha disekolah penanaman jiwa wirausaha sejak dini juga harus dilakukan terutama dilingkungan  keluarga dan masyarakat. Seorang wirausahawan bias bertindak sebagai karyawan sekaligus manajer dan owner bagi usahanya, sehingga maju atau mundurnya usaha tersebut tergantung dari kesungguhan yang bersangkutan. Jika kancah bisnis tersebut dijalani dengan tekun, kerja keras, penuh semangat dan tidak mudah putus asa, niscaya usaha tersebut pasti akan meraih sukses.

Pengertian Wiraswasta

Secara Etimologis, Wira berarti perwira, utama, teladan, berani.Swa berarti sendiri,sedangkan Sta berati berdiri. Jadi wiraswasta berarti keberanian berdiri di atas kaki sendiri (dalam berusaha, bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup).

Kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan managemen.

Untuk menjadi pengusaha yang sukses seorang dituntut untuk, memenuhi kualifikasi sebagai seorang wirausahawan. Pada kenyataannya tidak semua pengusaha adalah wirausahawan yang memiliki sifat kewirausahaan. Pada umumnya yang dimaksud dengan wirausaha sama dengan wiraswasta atau pengusaha yaitu semua orang yang memiliki usaha atau melakukan kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan atau komisi. Ciri negatif tapi sangat menonjol pada sebagian pengusaha kita ditahun 80-an dan 90-an adalah Semangat dan perilaku mereka mencari keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara.

Wirausaha adalah seseorang yg merasakan adanya peluang, mengejar peluang yg sesuai dng situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan suatu hal yg dpt dicapai (Jose Charlos Jarilo-Mossi).  Wiraswasta adalah seseorang yg mampu menciptakan produk / jasa dengan kekuatan inovasi shg lebih efisien / efektif serta bertujuan untuk kesejahteraan dirinya ( orang lain)

Seseorang wiraswastawan modal utamanya adalah ketekunan yang dilandasi sikap optimis, kreatif dan melakukan usaha sebagai pendiri pertama disertai pula dengan keberanian menanggung resiko berdasarkan suatu perhitungan dan perencanaan yang tepat, adanya perhitungan dan perencanaan yang tepat sebetulnya wiraswastawan bukanlah pengambil resiko.

Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan ,Departemen Kesehatan RI (1998).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan, Salvicion dan Ara Celis (1989).

Mendidik Wiraswasta Dalam Keluarga

Penendidikan wirausaha pada umumnya merupakan suatu proses pendidikan untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha, upaya ini semakin lama semakin digalakkan dan dibeberapa sekolahpun sudah di berikan, hal ini bertujuan untuk mengimbangi perkembangan arus globalisasi yang mana setiap orang dituntut untuk mampu bersaing dan mengembangkan inovasi-inovasi dalam berwirausaha. fondasi utama dalam menumbuhkan jiwa wirausahawan adalah mental untuk  berwirausaha dan hanya dapat di bentuk oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. penanaman jiwa wiraswasta oleh keluarga sejak dini akan sangat berdampak besar terhadap kemampuan anak dalam berwirausaha kedepan. Dalam pendidikan formal disekolah juga sudah mulai dirintis pendidikan berwiraswasta, Dengan adanya pendidikan wiraswasta di bangku sekolah, siswa diharapkan selain menguasai akademik, tapi juga mampu miningkatkan minat siswa untuk berwiraswasta. pemberian bekal pada siswa ini akan berdampak ketika mereka lulus nanti, sebagai modal untuk menjadi wirausaha muda yang berkualitas dan langsung bisa bersaing, dan minimal ini dapat mengurangi angka pengangguran. Selain itu keluarga tetap mempunyai peranan penting dalam menciptakan wirausahawan, keluarga memilki semua aspek yang dibutuhkan dalam berwirausaha. mulai dari modal financial sampai pada bimbingan, dukungan moral.

Keluarga merupakan tempat pertama bagi kita dalam mendapatkan segala hal, mulai dari pendidikan , tingkah laku, sopan santun bahka gaya kehidupan mendatang juga sangat terpengaruh dengan kondisi keluarga. Berwirausaha merupakan salah satu kegiatan yang juga tidak luput dari pengaruh keluarga. tanpa disadari sejak kecil semua orang dilatih untuk bekerja, mandiri, dan tidak malas-malasan, Pasti setelah itu kita langsung disuruh untuk untuk melakukan sesuatu, seperti menyapu, memberimakan ternak, mencuci, dll. Apapun itu bentuk kerjaannya, itu semua merupakan suatu bentuk pendidikan yang langsung terjun dilapangan.dan merupakan awal dari keluarga untuk memndidik berwirausaha. tetapi kini semuanya seperti kebalik, orang tua menginginkan anaknya untuk terus belajar, mereka ingin kita dapat menghafalkan materi yang banyak, mampu menghitung dengan cepat, lulus dengan nilai yang bagus dan juga mendapatkan gelar yang tinggi. Tetapi seberapa penting itu semua jika setelah lulus sarjana hanya menganggur, dan banyak sekali yang mengalihan kepada wiraswasta.

Sekarang ini peluang sukses dalam berwirausaha sangatlah besar, dari 230 juta penduduk Indonesia hanya 0.18%  yang baru bergelut dibidang wiraswasta, angka yang sangat kecil, padahal menurut consensus Negara maju minimal harus memiliki wirausahawan sebesar 2% dari total penduduknya. Peluang dibidang wirausaha masih terbuka lebar, dan tentunya pendidikan kewirausahaan sangat di perluhkan apalagi pedidikan kilakukan sejak dini dari keluarga.

Mendidik anak untuk memiliki mental wirausaha sejak dini dapat berbentuk seperti mengajari anak tidak boros, rajin menabung, dan perbuatan terpuji lainnya. Dengan  begitu, apabila ini dilakukan secara continyu, Secara bertahap akan membentuk karakter wirausaha yang kuat dalam diri anak. Sebagai contoh anaknya yang masih sekolah dasar diminta untuk memberikan hadiah ulang tahun sesuatu yang tak ada di toko. Akhirnya, dengan kreativitasnya sendiri, anaknya menyusun sebuah lagu lengkap dengan aransemen musik ciptaannya sendiri. Beberapa langkah yang dapat diajarkan sejak anak balita sampai usia dini adalah pertama, membiasakan anak untuk mengungkapkan gejolak jiwanya dalam bentuk sesuatu yang tertulis baik berupa tulisan maupun gambar. Kedua, mendidik anak dengan kebaikan-kebaikan yang muncul dari dirinya sendiri sebagai hasil dari serapan anak terhadap lingkungan atau apa yang dilihat dari orang tua, guru dan teman-temannya. Ketiga, membiasakan perbuatan baik yang sudah dilakukan, Keempat, menjadikan kebiasaan itu menjadi karakter. Salah satu ciri menjadi karakter adalah jika perbuatan itu tidak dilakukan, maka anak akan merasa kehilangan dan atau mengingatkan akan kebiasaan yang belum dilakukan tersebut.

KESIMPULAN

Jiwa kewiraswasta mutlak harus dimiliki oleh semua orang jika ingin menjadi wirausahawan. Karena tanpa adanya jiwa kewiraswastaan, seseorang todak akan berhasil/sukses dalam berwirausaha. dalam jiwa kewiraswastaan tertanam ,sifat ulet, kerja jeras, rajin, pantang menyerah dan penuhdengan semangat. Semuanya itu daidapat dari pengaruh pendidikan ataupun lingkungan. Keluarga merupakan lingkungan yang strategis dalam menanamkan jiwa wiraswasta, karena sejak dari lahir keluargalah yang selalu mengetahui dan memberi semua hal sebagai bekal hidup di dunia ini.

aktifis ataukah sang penyarian kesibukan

Gak aktif gak asiyik,” naluri mahasiswa adalah kritis terhadap lingkungan sosial, politik, budaya, dan ekonomi disekitar mereka, peka terhadap gejala-gejala yang timbul di lingkungan masyarakat dan negara. Tak dimungkiri, mahasiswa dengan tipologi ini rela bermandikan keringat hanya untuk berdemonstrasi menolak kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat, melayangkan berbagai tulisan dan kritik lainnya, melakukan bakti sosial di masyarakat dan bejubel kegiatan lainnya. Sekilas, ini tipe ideal. Tapi mahasiswa aktifis, kudu pintar membagi waktu dan mengatur jadwal kegiatannya supaya tak bergeser dari pesan Mama “Nak kuliah yang benar, cepat selesai dan baktilah pada masyarakat” alias aktif bisa, belajar kudu.

Dari corak pemikiran mahasiswa aktifis, memang cenderung berapi-api, orasi berkoar-koar dan sangat bergairah. Apalagi jika lingkungan kampus juga sarat politik, maka mahasiswa aktifis berada dijalurnya, mereka tak hanya belajar teori tapi juga merangsek lebih dalam diruang praktik, ruang publik. Tapi, tak ada yang sempurna, realita yang saya saksiskan di lingkungan kampus sendiri, banyak mahasiswa aktifis yang senang berlama-lama kuliah, mengejar impian politik dan jabatan lainnya yang dianggap prestisius.

Fenomena lainnya, mahasiswa aktifis juga tak bersih dimata mahasiswa dan lingkungan sosialnya. terkadang, idiologi mereka juga sudah ditumpangi kepentingan elite politik dan kepentingan pribadi. Tak jarang, setelah mendapat posisi di kampus, tak ada aplikasi riil kegiatan yang mengakomodir kepentingan mahasiswa di kampus. Entahlah, dibalik lantangnya orasi dan semangat mengkritisi, ternyata masih banyak kesan negatif lainnya yang melekat pada sosok mahasiswa aktifis ini.

laporan akhir

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

PEMANFAATAN BATANG POHON PISANG UNTUK KERAJINAN KURSI DI DESA TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh:

Dwi Ambarwati A 410 060 154

Edy Heru Prasetyo A 410 070 042

Anisatul Farida A 410 070 049

Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Dinas Pendidikan Nasional

Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa

No: 129/SP2H/PKM/DP2M/III/2009, Tanggal 23 Maret 2009

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2009

ABSTRAK

PEMANFAATAN BATANG POHON PISANG UNTUK KERAJINAN KURSI DI DESA TRANGSAN, KECAMATAN GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO.

Latar belakang dari pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa ini yaitu pemanfaatan pohon pisang yang belum maksimal serta masyarakat yang selama ini menganggap batang pohon pisang sebagai sampah. Tujuan dari pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui proses persiapan untuk menjadikan batang pohon pisang menjadi kerajinan kursi, dapat memanfaatkan batang pohon pisang yang selama ini dianggap sebagai sampah menjadi barang yang bernilai jual tinggi, serta masyarakat dapat memasarkan hasil kerajinan kursi dari batang pohon pisang baik skala lokal, nasional, maupun internasional.

Metode pelaksaanaan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan ini yaitu dengan melakukan kegiatan secara bertahap dan melakukan pembagian kerja pada tiap-tiap anggota pelaksana kegiatan. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan program ini meliputi tahap persiapan, tahap pembuatan kursi, dan tahap pemasaran. Tahap Persiapan meliputi pembelian alat-alat, pencarian dan pembelian bahan, pembuatan model dan bentuk kursi yang akan dibuat, tahap pembuatan kursi meliputi pembuatan lelesan gedebog pisang, pembuatan kerangka kursi, penganyaman, dan finishing, dan tahap pemasaran kursi meliputi survey pemasaran di lingkungan kampus dan masyarakat sekitarnya, uji pemasaran dengan cara menawarkan kursi batang pisang kepada dosen kampus UMS dan masyarakat sekitarnya. Selain itu pemasarannya juga dibantu dengan pembuatan iklan pada blog yang diharapkan penyebaran informasi mengenai jenis kursi gedebog pisang ini dapat secara cepat menyebar dan diketahui oleh masyarakat. Pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan menghasilkan kursi gedebog sebanyak 4 unit kursi.

Kata kunci : Gedebog dan Kursi Gedebog

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pohon pisang termasuk tanaman yang memiliki kecepatan berkembang biak vegetatif yang sangat tinggi, terutama di daerah tropis. Selain itu, pisang juga mempunyai kemampuan yang sangat besar untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan keadaan lingkungan.

Pohon pisang sering ditemukan di perkebunan dan di halaman rumah. Di lingkungan pedesaan, pohon pisang sering dimanfaatkan untuk diambil buah dan daunnya. Buah pisang dimanfaatkan untuk bahan makanan sedangkan daun pisang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengganti plastik untuk membungkus makanan. Misalnya untuk membungkus kedelai dalam proses pembuatan tempe. Bunga pisang juga dapat dimanfaatkan untuk memasak yaitu sebagai sayur oleh masyarakat desa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Islachiyah dari Universitas Negeri Surabaya bahwa kulit pisang juga dapat dimanfaatakan untuk pembuatan nata de banana. Pisang termasuk tanaman serba guna karena semua bagian tanamannya, mulai dari bonggol (umbi batang pisang), batang, bunga, buah, sampai kulit buahnya dapat dimanfaatkan. Bonggol pisang dimanfaatkan untuk diambil patinya. Pati ini menyerupai pati tepung sagu dan tepung tapioka. Bonggol pisang juga dapat dikeringkan untuk dibuat abu. Air abunya digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat sabun atau pupuk kalium (Andi R., http://anekaplanta.wordpress.com/).

Dari berbagai bagian pisang yang dapat dimanfaatkan mulai dari buah, daun, bunga pisang, bonggol pohon pisang dan juga kulit pisang, ada satu lagi bagian dari pisang yang belum dimanfaatkan yaitu batang pisang atau dalam istilah Jawa disebut sebagai gedebok. Batang pisang yang masih basah hanya dibiarkan membusuk hingga akhirnya dibuang begitu saja sedangkan batang pisang yang kering hanya dibakar. Pemanfaatan batang pisang yang sudah dikeringkan untuk dijadikan kerajinan kursi ternyata menghasilkan kursi yang unik dan modelnya tidak kalah dengan kursi-kursi dari kayu ataupun rotan yang sering dijumpai. Kekokohan kursi yang berbahan dari batang pisangpun tidak kalah dengan kursi dari kayu asalkan proses pembuatannya benar dan proses pengeringan dari batang pisang benar-benar kering. Hal ini dimaksudkan agar nantinya kursi tidak berjamur.

Di desa Trangsan Kecamatan Gawok Kabupaten Sukoharjo, batang pisang yang sudah dikeringkan dimanfaatkan untuk pembuatan kursi dengan cara dianyam. Dari hal tersebutlah melalui Program Kreatifitas Mahasiswa yang berjudul “Pemanfaatan Batang Pohon Pisang untuk Kerajinan Kursi di Desa Transan Kecamatan Gawok Kabupaten Sukoharjo” diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan batang pisang yang selama ini hanya dianggap sebagai sampah guna dijadikan barang yang bernilai jual tinggi yaitu kursi. Selain itu diharapkan pula dapat meningkatkan pemasaran kursi kepada masyarakat untuk dijual. Hal ini karena kerajinan kursi berbahan dari batang pohon pisang merupakan komoditi yang menjanjikan karena bahannya mudah didapat dan harganya murah.