MENDIDIK MANUSIA WIRASWASTA
LEWAT KELUARGA
Paper Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Dalam Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs.Rubino R,M.Pd
Disusun oleh
Edy Heru Prasetyo
A410070042
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2010
PENDAHULUAN
Kewiraswastaan merupakan suatu hal yang sangat ingin dilakukan oleh sebagian orang. Profesi ini mulai banyak di gemari oleh orang-orang dari berbagi kalangan masyarakat. Hal ini sebagai batu loncatan atas kegagalan-kegagalan dalam mencari pekerjaan. Kewirausahaan merupakan suatu profesi mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain bahkan dikemudian hari ini bisa menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Dengan ketekunan dan ktreatifitas yang dimiliki oleh seorang wirausahawan, akan mampu mendobrak persaingan globalisasi yang berkembang pesat. Untuk menjadi wirausahawan tidaklah semudah membalikkan telapak tangang, perlu adanya pendidikan, pelatihan, dan juga menenemkan jiwa wiraswasta dalam diri.
Banyak sekali pendidikan atau pelatihan tentang berwiraswasta, baik dalam pendidikan formal mapun nonformal. Pedidikan kewirausahaan dalam sekolah bertujuan untuk membekali jiwa wiraswasta bagi siswa, dan diharapkan setelah lulus nanti mampu mengeksporasi dan mengembangkan bakat kewirausahaan untuk mulai merintis suatu inovasi baru dalam bidang usaha dan bersaing dengan perkembangan arus globalisasi. Selain pendidikan wirausaha disekolah penanaman jiwa wirausaha sejak dini juga harus dilakukan terutama dilingkungan keluarga dan masyarakat. Seorang wirausahawan bias bertindak sebagai karyawan sekaligus manajer dan owner bagi usahanya, sehingga maju atau mundurnya usaha tersebut tergantung dari kesungguhan yang bersangkutan. Jika kancah bisnis tersebut dijalani dengan tekun, kerja keras, penuh semangat dan tidak mudah putus asa, niscaya usaha tersebut pasti akan meraih sukses.
Pengertian Wiraswasta
Secara Etimologis, Wira berarti perwira, utama, teladan, berani.Swa berarti sendiri,sedangkan Sta berati berdiri. Jadi wiraswasta berarti keberanian berdiri di atas kaki sendiri (dalam berusaha, bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup).
Kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan managemen.
Untuk menjadi pengusaha yang sukses seorang dituntut untuk, memenuhi kualifikasi sebagai seorang wirausahawan. Pada kenyataannya tidak semua pengusaha adalah wirausahawan yang memiliki sifat kewirausahaan. Pada umumnya yang dimaksud dengan wirausaha sama dengan wiraswasta atau pengusaha yaitu semua orang yang memiliki usaha atau melakukan kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan atau komisi. Ciri negatif tapi sangat menonjol pada sebagian pengusaha kita ditahun 80-an dan 90-an adalah Semangat dan perilaku mereka mencari keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara.
Wirausaha adalah seseorang yg merasakan adanya peluang, mengejar peluang yg sesuai dng situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan suatu hal yg dpt dicapai (Jose Charlos Jarilo-Mossi). Wiraswasta adalah seseorang yg mampu menciptakan produk / jasa dengan kekuatan inovasi shg lebih efisien / efektif serta bertujuan untuk kesejahteraan dirinya ( orang lain)
Seseorang wiraswastawan modal utamanya adalah ketekunan yang dilandasi sikap optimis, kreatif dan melakukan usaha sebagai pendiri pertama disertai pula dengan keberanian menanggung resiko berdasarkan suatu perhitungan dan perencanaan yang tepat, adanya perhitungan dan perencanaan yang tepat sebetulnya wiraswastawan bukanlah pengambil resiko.
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan ,Departemen Kesehatan RI (1998).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan, Salvicion dan Ara Celis (1989).
Mendidik Wiraswasta Dalam Keluarga
Penendidikan wirausaha pada umumnya merupakan suatu proses pendidikan untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha, upaya ini semakin lama semakin digalakkan dan dibeberapa sekolahpun sudah di berikan, hal ini bertujuan untuk mengimbangi perkembangan arus globalisasi yang mana setiap orang dituntut untuk mampu bersaing dan mengembangkan inovasi-inovasi dalam berwirausaha. fondasi utama dalam menumbuhkan jiwa wirausahawan adalah mental untuk berwirausaha dan hanya dapat di bentuk oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. penanaman jiwa wiraswasta oleh keluarga sejak dini akan sangat berdampak besar terhadap kemampuan anak dalam berwirausaha kedepan. Dalam pendidikan formal disekolah juga sudah mulai dirintis pendidikan berwiraswasta, Dengan adanya pendidikan wiraswasta di bangku sekolah, siswa diharapkan selain menguasai akademik, tapi juga mampu miningkatkan minat siswa untuk berwiraswasta. pemberian bekal pada siswa ini akan berdampak ketika mereka lulus nanti, sebagai modal untuk menjadi wirausaha muda yang berkualitas dan langsung bisa bersaing, dan minimal ini dapat mengurangi angka pengangguran. Selain itu keluarga tetap mempunyai peranan penting dalam menciptakan wirausahawan, keluarga memilki semua aspek yang dibutuhkan dalam berwirausaha. mulai dari modal financial sampai pada bimbingan, dukungan moral.
Keluarga merupakan tempat pertama bagi kita dalam mendapatkan segala hal, mulai dari pendidikan , tingkah laku, sopan santun bahka gaya kehidupan mendatang juga sangat terpengaruh dengan kondisi keluarga. Berwirausaha merupakan salah satu kegiatan yang juga tidak luput dari pengaruh keluarga. tanpa disadari sejak kecil semua orang dilatih untuk bekerja, mandiri, dan tidak malas-malasan, Pasti setelah itu kita langsung disuruh untuk untuk melakukan sesuatu, seperti menyapu, memberimakan ternak, mencuci, dll. Apapun itu bentuk kerjaannya, itu semua merupakan suatu bentuk pendidikan yang langsung terjun dilapangan.dan merupakan awal dari keluarga untuk memndidik berwirausaha. tetapi kini semuanya seperti kebalik, orang tua menginginkan anaknya untuk terus belajar, mereka ingin kita dapat menghafalkan materi yang banyak, mampu menghitung dengan cepat, lulus dengan nilai yang bagus dan juga mendapatkan gelar yang tinggi. Tetapi seberapa penting itu semua jika setelah lulus sarjana hanya menganggur, dan banyak sekali yang mengalihan kepada wiraswasta.
Sekarang ini peluang sukses dalam berwirausaha sangatlah besar, dari 230 juta penduduk Indonesia hanya 0.18% yang baru bergelut dibidang wiraswasta, angka yang sangat kecil, padahal menurut consensus Negara maju minimal harus memiliki wirausahawan sebesar 2% dari total penduduknya. Peluang dibidang wirausaha masih terbuka lebar, dan tentunya pendidikan kewirausahaan sangat di perluhkan apalagi pedidikan kilakukan sejak dini dari keluarga.
Mendidik anak untuk memiliki mental wirausaha sejak dini dapat berbentuk seperti mengajari anak tidak boros, rajin menabung, dan perbuatan terpuji lainnya. Dengan begitu, apabila ini dilakukan secara continyu, Secara bertahap akan membentuk karakter wirausaha yang kuat dalam diri anak. Sebagai contoh anaknya yang masih sekolah dasar diminta untuk memberikan hadiah ulang tahun sesuatu yang tak ada di toko. Akhirnya, dengan kreativitasnya sendiri, anaknya menyusun sebuah lagu lengkap dengan aransemen musik ciptaannya sendiri. Beberapa langkah yang dapat diajarkan sejak anak balita sampai usia dini adalah pertama, membiasakan anak untuk mengungkapkan gejolak jiwanya dalam bentuk sesuatu yang tertulis baik berupa tulisan maupun gambar. Kedua, mendidik anak dengan kebaikan-kebaikan yang muncul dari dirinya sendiri sebagai hasil dari serapan anak terhadap lingkungan atau apa yang dilihat dari orang tua, guru dan teman-temannya. Ketiga, membiasakan perbuatan baik yang sudah dilakukan, Keempat, menjadikan kebiasaan itu menjadi karakter. Salah satu ciri menjadi karakter adalah jika perbuatan itu tidak dilakukan, maka anak akan merasa kehilangan dan atau mengingatkan akan kebiasaan yang belum dilakukan tersebut.
KESIMPULAN
Jiwa kewiraswasta mutlak harus dimiliki oleh semua orang jika ingin menjadi wirausahawan. Karena tanpa adanya jiwa kewiraswastaan, seseorang todak akan berhasil/sukses dalam berwirausaha. dalam jiwa kewiraswastaan tertanam ,sifat ulet, kerja jeras, rajin, pantang menyerah dan penuhdengan semangat. Semuanya itu daidapat dari pengaruh pendidikan ataupun lingkungan. Keluarga merupakan lingkungan yang strategis dalam menanamkan jiwa wiraswasta, karena sejak dari lahir keluargalah yang selalu mengetahui dan memberi semua hal sebagai bekal hidup di dunia ini.